Nama : Alvin Alfarino
Kelas : 04PT5
NIM : 8020190241
Model pada Life Cycle Software
1. WATERFALL MODEL
Model Waterfall adalah suatu proses perangkat lunak yang berurutan , dipandang sebagai terus mengalir kebawah (seperti air terjun) melewati fase-fase perencanaan, pemodelan, implementasi dan pengujian.
- Requirement Gathering and analysis — Mengumpulkan kebutuhan secara lengkap kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh program yang akan dibangun. Fase ini harus dikerjakan secara lengkap untuk bisa menghasilkan desain yang lengkap.
- Desain ,dalam tahap ini pengembang akan menghasilkan sebuah sistem secara keseluruhan dan menentukan alur perangkat lunak hingga algoritma yang detail.
- Implementasi adalah Tahapan dimana seluruh desain diubah menjadi kode kode progam . Kode progam yang dihasilkan masih berupa modul-modul yang akan diintregasikan menjadi sistem yang lengkap.
- Integration & Testing Di tahap ini dilakukan penggabungan modul-modul yang sudah dibuat dan dilakukan pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah software yang dibuat telah sesuai dengan desainnya dan fungsi pada software terdapat kesalahan atau tidak.
- Verifikasi adalah klien atau pengguna menguji apakah sistem tersebut telah sesuai dengan yang disetujui.
- Operation & Maintenance yaitu instalasi dan proses perbaikan sistem sesuai yang disetujui.
Manfaat Model Waterfall :
Keunggulan Model pendekatan
pengembangan software metode waterfall adalah pencerminan kepraktisan rekayasa
, yang bisa membuat kualitas software tetap terjaga. Jenis model yang bersifat
lengkap sehingga proses pemeliharaan nya lebih mudah.
Kelemahan Model Waterfall :
Kelemahan model waterfall ini adalah lambatnya proses pengembangan perangkat lunak. Dikarenakan proses yang satu tidak bisa diloncat-loncat maka dari itu model ini sangat memakan waktu dalam mengembangkannya. Kelemahan yang lain kinerja tidak optimal dan efisien.
2. V-MODEL
Pengertian V-Model
Model
ini merupakan perluasan dari model waterfall. Disebut sebagai perluasan karena
tahap-tahapnya mirip dengan yang terdapat dalam model waterfall. Jika dalam
model waterfall proses dijalankan secara linear, maka dalam model V proses
dilakukan bercabang. Dalam model V ini digambarkan hubungan antara tahap
pengembangan software dengan tahap pengujiannya.
Berikut penjelasan masing-masing tahap
beserta tahap pengujiannya:
a) Requirement
Analysis & Acceptance Testing
Tahap
Requirement Analysis sama seperti yang terdapat dalam model waterfall. Keluaran
dari tahap ini adalah dokumentasi kebutuhan pengguna.
Acceptance
Testing merupakan tahap yang akan mengkaji apakah dokumentasi yang dihasilkan
tersebut dapat diterima oleh para pengguna atau tidak.
b) System
Design & System Testin
Dalam
tahap ini analis sistem mulai merancang sistem dengan mengacu pada dokumentasi
kebutuhan pengguna yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya. Keluaran dari tahap
ini adalah spesifikasi software yang meliputi organisasi sistem secara umum,
struktur data, dan yang lain. Selain itu tahap ini juga menghasilkan contoh
tampilan window dan juga dokumentasi teknik yang lain seperti Entity Diagram
dan Data Dictionary.
c) Architecture
Design & Integration Testing
Sering
juga disebut High Level Design. Dasar dari pemilihan arsitektur yang akan
digunakan berdasar kepada beberapa hal seperti: pemakaian kembali tiap modul,
ketergantungan tabel dalam basis data, hubungan antar interface, detail
teknologi yang dipakai.
d) Module
Design & Unit Testing
Sering
juga disebut sebagai Low Level Design. Perancangan dipecah menjadi modul-modul
yang lebih kecil. Setiap modul tersebut diberi penjelasan yang cukup untuk
memudahkan programmer melakukan coding. Tahap ini menghasilkan spesifikasi
program seperti: fungsi dan logika tiap modul, pesan kesalahan, proses
input-output untuk tiap modul, dan lain-lain.
e) Coding
Dalam
tahap ini dilakukan pemrograman terhadap setiap modul yang sudah dibentuk.
Keuntungan V Model
- Bahasa yang digunakan untuk merepresentasikan konsep V model menggunakan bahasa formal. Contoh : dengan menggunakan objek model ataupun frame-frame • Meminimalisasikan kesalahan pada hasil akhir karena ada test pada setiap prosesnya
- Penyesuaian
yang cepat pada projek yang baru
- Memudahkan
dalam pembuatan dokumen projek
- Biaya
yang murah dalam perawatan dan modifikasinya
- V
Model sangat fleksibel. V Model mendukung project tailoring dan penambahan dan
pengurangan method dan tool secara dinamik. Akibatnya sangat mudah untuk
melakukan tailoring pada V Model agar sesuai dengan suatu proyek tertentu dan
sangat mudah untuk menambahkan method dan tool baru atau menghilangkan method
dan tool yang dianggap sudah obsolete.
- V
Model dikembangkan dan di-maintain oleh publik. User dari V Model
berpartisipasi dalam change control board yang memproses semua change request
terhadap V Model.
Kerugian
V Model
- Aktifitas
V-Model hanya difokuskan pada projectnya saja, bukan pada keseluruhan
organisasi. V-Model adalah proses model yang hanya dikerjakan sekali selama
project saja, bukan keseluruhan organisasi.
- Prosesnya
hanya secara sementara. Ketika project selesai, jalannya proses model
dihentikan. Tidak berlangsung untuk keseluruhan organisasi.
- Metode
yang ditawarkan terbatas. Sehingga kita tidak memiliki cara pandang dari metode
yang lain. Kita tidak memiliki kesempatan untuk mempertimbangkan jika ada tools
lain yang lebih baik.
- Toolnya tidak selengkap yang dibicarakan. SDE (Software Development Environment).Tidak ada tools untuk hardware di V-Model. Tool yang dimaksud adalah “software yang mendukung pengembangan atau pemeliharaan / modifikasi dari system IT.
- V Model adalah model yang project oriented sehingga hanya bisa digunakan sekali dalam suatu proyek.
- V
Model terlalu fleksibel dalam arti ada beberapa activity dalam V Model yang
digambarkan terlalu abstrak sehingga tidak bisa diketahui dengan jelas apa yang
termasuk dalam activity tersebut dan apa yang tidak.
3. Star Lifecycle Model (Hartson & Hix, 1989)
Analisa
Identifikasi kemampuan
user, strategi yang digunakan untuk meningkatkan ketrampilannya, alat yang saat
ini dipakai, masalah-masalah yang dialami, perubahan yang diinginkan baik dalam
ketrampilan maupun peralatan.
Metode : tanya
kemampuan user dan buat daftar dengan skala prioritas, observasi ketrampilan di
lapangan.
Evaluasi kompetisi
Tentukan kekuatan dan
kelemahan rancangan
Metode : pengguna
diminta untuk mencoba menggunakan berbagi produk dan minta untuk menyebutkan
kelebihan dan kelemahan dari masing-masing produk.
Rancang sambil jalan
Gunakan hasil analisa
untuk membuat alternatif solusi, minta masukan sampai dengan penentuan pilihan
yang terbaik.
Metode : tanyai user
sehubungan dengan pengalaman menggunakan prototipe.
Evaluasi dan validasi
Secara periodik user
memberikan masukan selama pengembangan dan perancangan akan diulang berdasarkan
masukan tadi.
Metode : amati
kebutuhan pokok user dalam menggunakan sistem.
Benchmark
Memadukan hal-hal
terbaik yang dimiliki pesaing untuk diterapkan dalam sistem yang dibangun
Metode : menggali informasi dari user hal-hal yang sebaiknya ada dibandingkan
dengan kompetitor, contoh : situs IBM.
Dalam Siklus permodelan ini pengujian dilakukan terus menerus, tidak harus dikahir. Misalnya dimulai dari menentukan kosep desain (conceptual design ) dalam proses ini akan langsung terjadi evaluasi untuk langsung ternilai apakah sudah sesuai dengan kebutuhan user, bila belum maka akan terus berulang di evaluasi hingga benar-benar pas, selanjutnya apabila sudah pas, maka dari tahap evaluasi yang pertama aka lanjut ke proses yg selanjutnya yakni requirements/specification yakni memverifikasikan persyaratan rancangan tersebut, dan pada tahap itu juga langsung terjadi pengevaluasian seperti tahap pertama, dan selanjutnya akan tetap sama terjadi pada tahapan-tahapan selanjutnya yakni task analysis/fungsion analysis, pengimplementasian, prototyping hingga pada akhirnya terciptalah sebuah aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan user. Intinya pada rancangan model ini pengevaluasian dilakukan disetiap tahapan tidak hanya pada tahapan akhir seperti model-model rancangan yang lainnya.
4. Simple Interaction Design Model Winograd (1997)
Pengertian Simple Interaction
Simple Interaction Design Model Lifecycle Software adalah model yang menggabungkan tiga prinsip pengguna berpusat desain dan empat kegiatan desain interaksi.
Prinsip User-Centered Design
Prinsip-prinsip ini dikembangkan
oleh John D. Gould dan Clayton Lewis. prinsipnya adalah sebagai berikut:
- Fokus pada pengguna dan tugas
- Pengukuran empiris
- Desain Interatif
Penjelasan Tahapan dari model
Simple Interaction :
- Mengidentifikasi kebutuhan dan persyaratan mendirikan untuk pengalaman pengguna
- Mengembangkan alternatif desain yang memenuhi persyaratan
- Membangun versi interaktif dari desain
- Mengevaluasi apa yang sedang dibangun di seluruh proses dan pengalaman pengguna yang menawarkan
http://kumonoraifu.blogspot.com/2015/11/model-siklus-hidup-software.html
http://jefrisuhardi.blogspot.com/2018/12/simple-interaction-design-model.html
http://ilhamfaizin123.blogspot.com/2017/11/siklus-hidup-software_17.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar